Jumlah Layar A Business Proposal Terus Menyusut, Penurunan Penonton Jadi Penyebab Utama

INDOPOLITIKAFilm A Business Proposal (2025) yang baru tayang tiga hari sudah mengalami penurunan signifikan dalam jumlah layar yang menayangkan.

Pada akhir pekan pertama penayangan, film yang merupakan adaptasi dari webtoon dan drama Korea populer itu hanya bisa disaksikan di sejumlah bioskop terbatas.

Jumlah layar yang menayangkan A Business Proposal semakin menyusut, termasuk di kota-kota besar. Di Jakarta, hanya lima bioskop XXI dan lima bioskop CGV yang masih menayangkan film ini, meskipun lebih dari 25 lokasi bioskop dari berbagai jaringan tersebar di ibu kota.

Fenomena serupa juga terjadi di kota-kota besar lainnya. Di Bandung, film ini hanya bisa ditonton di tiga bioskop dari belasan lokasi yang tersedia. Begitu pula di Semarang dan Surabaya, yang masing-masing hanya menyisakan dua bioskop untuk film yang dibintangi Abidzar Al-ghifari dan Ariel Tatum itu, meskipun kedua kota tersebut memiliki lebih dari 10 bioskop.

Penurunan jumlah layar ini juga terjadi di luar Pulau Jawa, seperti di Medan yang hanya menyisakan dua bioskop. Beberapa jaringan bioskop besar bahkan sudah tidak menayangkan A Business Proposal lagi di cabang mereka di Balikpapan.

Penyusutan jumlah layar ini tidak lepas dari rendahnya angka penonton pada dua hari pertama penayangan. Penurunan penonton di pekan perdana sangat mempengaruhi kelangsungan tayang sebuah film, karena keputusan untuk mengurangi jumlah layar bergantung pada capaian penonton di hari-hari sebelumnya.

Pekan perdana merupakan momen krusial bagi sebuah film. Jika penonton A Business Proposal tidak meningkat, film ini berpotensi diturunkan dari layar lebih cepat.

Peluang ini semakin besar mengingat tren film lain seperti Petaka Gunung Gede dan 1 Kakak 7 Ponakan yang masih memperoleh angka penonton yang baik.

Selain itu, film blockbuster seperti Captain America: Brave New World yang akan tayang pekan depan juga berpotensi menggeser A Business Proposal.

Situasi ini diperparah dengan kontroversi yang melibatkan Abidzar Al-ghifari, yang memicu reaksi negatif dari penggemar drama A Business Proposal.

Kontroversi bermula ketika Abidzar mengungkapkan bahwa ia hanya menonton sebagian episode pertama dari drama tersebut dan tidak melanjutkannya, karena ingin mengembangkan karakternya sendiri.

Hal ini menjadi sorotan, mengingat ia memerankan karakter utama pria dalam versi Indonesia, yang dalam drama asli bernama Kang Tae-moo (Ahn Hyo-seop).

Abidzar juga mendapat kritik keras karena menyebut penggemar drama tersebut “fanatik” dalam sebuah siniar, sebuah kata yang dianggap menghina oleh sebagian penggemar K-pop dan Hallyu.

Dalam wawancara lainnya, ia juga menyatakan tidak peduli dengan protes dan kritik yang muncul, bahkan mengatakan bahwa para pengkritiknya “tidak akan diundang ke premier nanti.”

Setelah kontroversi tersebut, baik Abidzar maupun Falcon Pictures, sebagai produser film, mengeluarkan permintaan maaf secara terbuka.

Namun, permintaan maaf tersebut dianggap tidak cukup tulus oleh sebagian besar penggemar, karena Falcon lebih fokus membahas kontribusi kru di balik film daripada menyentuh inti permasalahan yang ada.(Chk)

Sumber: Indopolitika.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *